Cinta Pada Pandangan Pertama
Melanjutkan studi ke luar negeri telah menjadi impian saya sejak duduk di bangku universitas. berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di salah satu kampus di Jakarta membuat akses untuk memperoleh informasi menjadi lebih mudah, sering mengikuti pameran pendidikan perguruan tinggi luar negeri telah menjadi agenda rutin saya tiap tahunnya. dari pameran tersebut saya mendapatkan banyak informasi-informasi mengenai studi di luar negeri plus beasiswa-beasiswa yang ada, mulai dari beasiswa Fulbright, DAAD, Stunned, AAS, Chevening, hingga Erasmus Mundus, dll. Ketika pertama kali mengikuti event tersebut belum ada dan belum begitu banyak info (2012 & 2013) mengenai beasiswa Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan (LPDP) sehingga pada waktu itu saya hanya fokus memenuhi syarat-syarat beasiswa lainnya, namun pada tahun 2014 sekaligus tahun terakhir perkuliahan barulah saya mengetahui informasi mengenai beasiswa LPDP. Mungkin istilah kerennya “Love at the first sight” pantas disematkan ketika momen tersebut, Mendengarkan penjelasan langsung dari perwakilan LPDP seperti sebuah embun pagi nan sejuk buat pejuang beasiswa seperti saya, peluang untuk melanjutkan studi ke luar negeri semakin terbuka lebar dan semakin nyata di depan mata. Berikut fakta-fakta dan alasan mengapa LPDP begitu memikat hati saya dibanding beasiswa lainnya.
- LPDP sebagai lembaga penyedia beasiswa memiliki tujuan yang mulia yakni mempersiapkan pemimpin dan professional masa depan di berbagai bidang yang tentunya akan menunjang percepatan pembangunan Indonesia.
- LPDP memberi kebebasan kita untuk memilih kampus terbaik di dalam maupun luar negeri yang terdapat di daftar kampus tujuan dengan biaya berapa-pun juga.
- LPDP meng-cover penuh biaya Pendidikan (Pendaftaran, SPP, Non-SPP) dan non akademik (Visa, Transportasi PP ke universitas tujuan, asuransi kesehatan, biaya hidup bulanan, tunjangan keluarga, insentif peringkat universitas unggulan, dan keadaan darurat)
- LPDP merupakan lembaga beasiswa yang memiliki kuota penerimaan paling besar di banding lembaga beasiswa lainnya, target LPDP yakni sekitar 3000an penerima beasiswa setiap tahunnya.
- Dikarenakan LPDP melihat bahwa para calon pendaftar memiliki keberagaman dan latar belakang daerah asal dan kualitas pendidikan tiap daerah yang berbeda, maka LPDP membuka jalur pendaftaran menjadi 3 jalur : a. jalur regular atau biasa dikenal dengan BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia) , b. jalur afirmasi yaitu jalur untuk pendaftar yang berasal dari daerah 3T (Tertinggal, Terluar,Terdepan), alumni bidik misi, mahasiswa berprestasi) syarat daftar lebih rendah dibanding jalur BPI dan BPRI, c. jalur BPRI (Beasiswa Presiden Republik Indonesia) syarat masuk lebih tinggi dan ketat. Kebetulan saya masuk dari jalur afirmasi karena berasal (lahir dan besar ) dari daerah Timika,Papua (seluruh daerah di Papua masuk daerah 3T) dan menurut saya ini peluang yang sangat besar untuk para pelajar dari daerah 3T untuk melanjutkan studi lebih tinggi yang diharapkan setelah masa studi dapat kembali untuk membangun daerah masing-masing.
- LPDP memiliki program yang disebut Persiapan Keberangkatan (PK) yang memiliki tujuan untuk menyampaikan mengenai mekanisme, peraturan dan tata tertib beasiswa serta menanamkan sifat kepemimpinan dan rasa cinta tanah air untuk memantapkan mental dan fisik para peserta sebelum berangkat menuju tempat studi.
Pengorbanan
Melanjutkan kuliah di luar negeri melalui beasiswa adalah pilihan saya sendiri, dan ketika saya memutuskan untuk memilih jalan tersebut dengan konsekuensi apapun. Ketika teman seperjuangan di kampus telah bekerja namun saya masih pengangguran merupakan salah satu ujian buat saya dimana saya masih menjadi tanggungan bagi orang tua, namun saya mencoba meyakinkan dan menyodorkan “proposal” untuk mendukung saya melanjutkan studi keluar negeri. Alhamdulillah, orang tua dan keluarga mendukung penuh dan saya memutuskan Setelah wisuda saya fokus mengurus keperluan beasiswa LPDP mulai dari kelengkapan dokumen seperti rekomendasi dari tokoh masyarakat, transkrip dan ijazah (SD-S1), menulis 3 buah Essai (Rencana Studi, sukses terbesar dalam hidupku, kontribusiku bagi Indonesia), sertifikat bahasa (TOEFL), dan beberapa dokumen tambahan lainnya serta kesiapan bahasa.