Kualitas sambungan solder tergantung pada beberapa
faktor, antara lain alat solder yang digunakan, kecakapan menyolder dan jenis
timah solder. Dipasaran, tersedia berbagai macam jenis timah solder dengan
spesifikasi yang berbeda-beda, dan tentu saja diperuntukkan bagi pekerjaan yang
berbeda pula. Didalam menentukan pilihan jenis timah solder yang tepat, perlu
diketahui sekilas tentang karakteristik utama timah solder dan faktor-faktor
yang mempengaruhi karakteristik tersebut.
Karakteristik
timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran logam
dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder.
Komposisi Campuran Timah Solder
Timah
solder terbuat dari campuran lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan
istilah alloy. Dua jenis logam yang lazim digunakan dibidang
elektronika adalah timah (Sn) dan timbal (Pb), dengan berbagai
macam perbandingan campuran. Perbandingan campuran ini dinyatakan melalui angka
persentase perbandingan timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan
63/37. Jenis logam lain, seperti perak (Ag) dan tembaga (Cu),
juga dapat ditambahkan dalam jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%) untuk mendapatkan
sifat-sifat tertentu.
Perbandingan campuran timah dan timbal mempengaruhi
karakteristik timah solder, antara lain kekuatan sambungan solder, kelancaran
aliran timah solder cair, titik lebur timah solder dan mekanisme perubahan
wujud timah solder dari padat menjadi cair dan sebaliknya.
Kekuatan Sambungan Solder
Kekuatan
sambungan solder dinyatakan melalui dua parameter, yaitu kekuatan tarik (tensile
strength) dan kekuatan robek (shear strength). Kekuatan tarik dan
robek timah solder dengan perbandingan campuran 60/40 adalah 52MPa dan
39MPa, sedangkan untuk perbandingan campuran 63/37 adalah 54MPa dan
37MPa.
Dapat dilihat bahwa perbedaan kekuatan sambungan
solder antara timah solder dengan perbandingan campuran 60/40 dan 63/37
tidaklah signifikan. Kedua perbandingan campuran ini, dari sudut kekuatan
sambungan solder yang dihasilkan, cocok untuk digunakan dibidang elektronika.
Perlu ditambahkan bahwa kekuatan dan kualitas
sambungan solder dapat ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam perak
dalam jumlah kecil (berkisar diantara 1% - 2%).
Aliran Timah Solder Cair
Kelancaran
aliran timah solder cair, atau dikenal dengan istilah wetting,
adalah kemampuan timah solder cair untuk membasahi permukaan benda yang
disolder. Tentu saja, semakin lancar aliran timah solder cair, semakin mudah
bagi timah solder cair untuk membasahi permukaan benda yang disolder, sehingga
sambungan solder yang dihasilkan menjadi lebih baik. Sebaliknya, aliran yang
tidak baik akan menghasilkan sambungan solder yang lebih tebal atau jika
terlalu parah malah membentuk gumpalan timah solder yang tidak menempel.
Timah
solder dengan perbandingan campuran 63/37 memiliki kelancaran aliran yang
sedikit lebih baik dari pada timah solder dengan perbandingan campuran 60/40.
Untuk pekerjaan dibidang elektronika dengan sambungan yang kecil dan rapat,
seperti penyolderan komponen Surface Mount Device (SMD),
disarankan untuk menggunakan timah solder dengan perbandingan campuran 63/37
untuk mengurangi resiko gumpalan solder menjembatani kaki-kaki komponen yang
berdekatan dan memastikan kaki komponen tersolder dengan sempurna.
Timah solder dengan perbandingan campuran 60/40 dapat
digunakan untuk pekerjaan yang menuntut sambungan solder yang lebih kokoh,
seperti penyolderan kabel atau konektor yang berukuran sedang sampai besar.
Diharapkan sambungan solder yang dihasilkan akan lebih tebal dan, tentu saja,
akan lebih kuat.
Kelancaran aliran timah solder cair dapat ditingkatkan
dengan menambahkan campuran logam tembaga dalam jumlah kecil (berkisar diantara
1% - 2%).
Titik Lebur dan Mekanisme Perubahan Wujud
Timah Solder
Timah
solder dengan perbandingan campuran 60/40 mempunyai titik lebur 183°C - 188°C,
dimana pada suhu 183°C timah solder memasuki fasa plastis (melting solidus)
dan kemudian mencair dengan sempurna pada suhu yang lebih tinggi dari 188°C (temperature
liquidus). Begitupun sebaliknya, perubahan wujud dari cair menjadi padat
juga melalui fasa plastis pada rentang suhu yang sama. Pada fasa ini,
pergerakan pada benda yang disolder akan mengubah bentuk dan merusak sambungan
solder.
Sebaliknya,
timah solder dengan perbandingan campuran 63/37 mempunyai sifat eutectic,
dimana perubahan wujud timah solder tidak melalui fasa plastis. Oleh karena
itu, penggunaan timah solder eutectic dapat mengurangi
terjadinya kerusakan sambungan solder yang diakibatkan oleh pergerakan benda
sewaktu disolder. Sebagai tambahan, titik lebur timah solder eutectic berada
pada satu titik suhu, yaitu 182°C, dan tidak berupa rentangan suhu. Titik lebur
ini juga merupakan suhu terendah yang dapat dicapai oleh campuran murni timah
dan timbal.
Jika
benda yang disolder sulit untuk distabilkan secara mekanikal atau sangat
sensitif terhadap suhu tinggi, seperti komponen SMD yang
berukuran kecil, disarankan untuk menggunakan timah solder dengan perbandingan
campuran 63/37.
Penambahan campuran logam tembaga dalam jumlah yang
kecil (berkisar diantara 1% - 2%) dapat menurunkan titik lebur timah solder.
Flux
Flux merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
proses penyolderan. Flux adalah senyawa yang bersifat korosif
dan berfungsi untuk menghilangkan lapisan oksidasi dari permukaan benda yang
disolder, mencegah pembentukan lapisan oksidasi baru saat disolder dan
menurunkan ketegangan permukaan (surface tension) timah solder cair.
Lapisan
oksidasi menghalangi timah solder membasahi permukaan benda yang disolder,
akibatnya adalah sambungan solder tidak menempel, atau dikenal dengan istilah cold
joint. Sedangkan ketegangan permukaan yang lebih rendah akan memudahkan
timah solder cair untuk mengalir membasahi permukaan benda yang disolder.
Akibat lain dari kesalahan penggunaan flux adalah timah solder
cair lengket dan tertarik oleh ujung alat solder, sehingga sambungan solder
tidak rata dan berujung runcing.
Jenis-Jenis Flux
Flux, berdasarkan jenisnya, dapat digolongkan kedalam dua
kategori, yaitu rosin dan senyawa asam (acid). Rosin terbuat
dari getah pohon pinus atau konifer yang telah dibersihkan dan diolah. Flux senyawa
asam haruslah dicuci bersih setelah proses penyolderan. Jika tidak, sisa flux yang
tertinggal dan bersifat korosif akan merusak sambungan solder, kaki komponen
dan permukaan papan cetak. Flux jenis ini juga bersifat
menarik uap air dari udara sekitar (hygroscopic) dan jika dibiarkan akan
menyebabkan arus pendek pada rangkaian elektronika.
Rosin, disisi lain, hanya aktif bekerja saat dipanaskan
dengan alat solder. Setelah proses penyolderan selesai, flux rosin yang
telah dingin kembali menjadi tidak aktif, tidak konduktif dan tidak korosif,
sehingga dapat dibiarkan tinggal dipermukaan sambungan solder dan papan cetak
tanpa perlu dicuci (no-clean flux). Selain flux rosin alami
yang berasal dari getah pohon pinus, juga terdapat flux rosin buatan
(synthetic rosin) dengan karakteristik menyerupai flux rosin alami.
Flux juga dapat dikategorikan berdasarkan tingkat
keaktifannya, yaitu tidak aktif (inactive), aktif ringan (mildly
active), aktif (active) dan sangat aktif (highly active). Fluxtidak
aktif hanya mencegah terbentuknya lapisan oksidasi baru saat sedang disolder.
Sedangkan flux lainnya, selain mencegah, juga dapat
membersihkan lapisan oksidasi yang telah terbentuk. Flux yang
lebih aktif mampu membersihkan lapisan oksidasi yang lebih tebal dan noda-noda
lain. Akan tetapi karena bersifat lebih korosif, flux jenis
ini harus dibersihkan setelah proses penyolderan.
Kaki-kaki
komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder (tinned)
dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang
terlalu aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang
elektronika adalah jenis rosin atau rosinsintetik
aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).
Flux Tambahan
Timah
solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah mengandung fluxyang
diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah solder (multi-core).
Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini
biasanya berkisar diantara 1% - 4%, tergantung kepada jenis flux-nya.
Jumlah saluran yang lebih dari satu ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan
penyebaran flux keseluruh permukaan benda yang disolder.
Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan dapat
dipakai jika benda yang disolder terlalu kotor dan timah solder cair gagal
menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk menggunakan flux tambahan,
usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan permukaan benda yang kotor dengan
menggunakan sabut nilon atau ampelas yang sangat halus. Jika penggunaan flux tambahan
tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-sisa flux dibersihkan
setelah proses penyolderan.
Diameter Kawat Timah Solder
Ukuran
diameter kawat timah solder yang tepat ditentukan oleh besar kecilnya sambungan
solder yang dikerjakan. Sambungan solder yang kecil, seperti untuk komponen SMD,
hanya membutuhkan sedikit timah solder. Agar jumlah timah solder yang
dilelehkan dapat diatur dengan akurat dan menghindari kelebihan timah solder
yang dapat menjembatani sambungan solder yang rapat, timah solder yang
digunakan haruslah mempunyai diameter kawat kecil, yaitu 0,4mm - 0,5mm.
Begitupun sebaliknya, jika sambungan solder yang
dikerjakan berukuran besar, agar dapat melelehkan lebih banyak timah solder
dengan cepat, sebaiknya menggunakan timah solder dengan diameter kawat lebih
besar, yaitu 0,8mm - 1mm.
Untuk komponen standar, dapat digunakan timah solder
dengan diameter kawat 0,5mm -0,8mm, sesuai dengan kebiasaan atau persediaan
yang ada.
RoHS
Restriction
of Hazardous Substances Directive (RoHS)
adalah kebijaksanaan pembatasan penggunaan unsur berbahaya yang dikeluarkan
oleh Uni Eropa dan mulai berlaku awal Juli 2006. Timbal termasuk didalam daftar
unsur berbahaya yang dibatasi pemakaiannya bagi produk elektronika komersial
yang dibuat dan dipasarkan di wilayah Uni Eropa.
Sebagai
pengganti, telah dikembangkan timah solder bebas timbal (lead-free).
Komposisi yang populer digunakan saat ini adalah campuran logam timah, perak
dan tembaga dengan berbagai macam perbandingan campuran. Perbandingan campuran eutectic untuk
jenis timah solder ini, menurut NIST, adalah 95,6/3,5/0,9 dengan
titik lebur 217°C. Perbandingan campuran lain yang lazim dan banyak tersedia
dipasaran adalah 96,5/3,0/0,5 dengan titik lebur 217°C - 220°C.
Karena titik lebur timah solder bebas timbal sekitar
35°C - 40°C lebih tinggi dari pada timah solder biasa, diperlukan alat solder
dengan spesifikasi suhu yang lebih tinggi. Selain itu, komponen elektronika
yang sensitif terhadap suhu tinggi menjadi lebih rawan terhadap kerusakan.
Sambungan solder yang dihasilkan pun terlihat tidak mengkilap sehingga sulit
membedakan antara sambungan solder yang baik dan tidak baik. Karena itu, bagi
pemula yang sedang mengasah keterampilan menyolder disarankan tidak menggunakan
timah solder bebas timbal.
Untuk mendapatkan titik lebur yang lebih rendah, timah
solder bebas timbal dapat dicampur dengan logam indium atau bismuth. Selain
itu, campuran logam bismuth juga berfungsi memperbaiki kelancaran aliran timah
solder cair.
Ringkasan Rekomendasi
Untuk
komponen elektronika standar, gunakan timah solder dengan perbandingan campuran
60/40 atau 63/37. Pilihlah timah solder berdiameter 0,5mm - 0,8mm, tergantung
dari besar kecilnya sambungan solder yang dikerjakan. Pastikan timah solder
tersebut mempunyai saluran majemuk berisikan flux rosin atau rosin sintetik
aktif ringan yang tidak perlu dibersihkan (no-clean flux).
Untuk
komponen SMD yang berukuran kecil dengan kaki rapat, gunakan
timah soldereutectic dengan perbandingan campuran 63/37. Pilihlah
timah solder berdiameter 0,5mm dengan saluran majemuk yang berisikan flux
rosin atau rosin sintetik aktif ringan yang tidak
perlu dibersihkan (no-clean flux). Timah solder dengan tambahan
kandungan logam tembaga juga dapat digunakan, karena mempunyai aliran timah
solder cair yang lebih baik dan titik lebur yang lebih rendah.
Jika
permukaan benda yang disolder terlalu kotor, coba bersihkan terlebih dahulu.
Jika terpaksa, gunakan flux tambahan yang lebih aktif, tetapi
jangan lupa untuk membersihkan sisa flux setelah disolder.
Jika
ingin mengikuti peraturan RoHS, gunakan timah solder bebas timbal
yang mengandung campuran logam timah, perak dan tembaga dengan perbandingan
campuran 96,5/3,0/0,5 atau jika mudah didapatkan, perbandingan campuran eutectic 95,6/3,5/0,9.
Bagi pemula tidak disarankan untuk menggunakan timah solder bebas timbal.
sumber: http://www.elektronikaonline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar